LAHIRNYA GATHUTKACA

Keluarga Pandawa lima  sedang berbahagia  sekaligus prihatin  atas kelahiran putra dari Raden Werkudara dan Dewi Arimbi. Karena bayi yang dilahirkan oleh Dewi Arimbi selain berwujud raksasa, sudah usia 1 tahun ini ari-arinya masih menempel karena tali pusatnya belum putus, jadi kemana-mana  sang anak ini membawa/mbopong ari-arinya sendiri. Anak itu diberi nama Tetuka yang kemudian hari lebih dikenal dengan sebutan Gathutkaca.Gathutkaca mempunyai nama lain : Tutuka, Purubaya, Arimbiatmaja, Krincingwesi, Guruputra, Surya Narada, Senaputra, Bendarares.  Kesatriannya di Munggulpawenang.

Raden Wrekudara ayah Tetuka adalah anggota dari Pandawa lima yang nomer dua, yang sering disebut panenggak/penenggak Pandawa. Urutan pertama dari pandawa adalah Puntadewa yang disebut pembareb.Nomer tiga Premadi ya Raden Arjuna, yang sering disebut panengah. Dan yang keempat dan kelima adalah si kembar Raden Nakula dana Raden Sadewa, yang disebut wuragil. Pandhawa artinya putrane Prabu Pandhu. Sedangkan Ibu Gathutkaca Dewi Arimbi putri Prabu Tremboko dari Negara Pringgadani. Merupakan 5 bersaudara Yaitu : Arimba, Arimbi, Brajadenta, Brajamusthi jarnUsthi Ian Kala Bendana.

Karena ketika lahir, Tetuka berwujud raksasa (buta/potho ), Raden Wrekudara dan saudaranya Pandhawa malu, karena punya anak kok raksasa dan tali pusarnyapun masih menempel belum putus. Pandawa lima bersaudara akhirnya berusaha keras bagaimana caranya mengubah Tetuka ke wujud manusia normal dan memotong tali pusar tersebut. Untuk mengatasi masalah ini diutuslah Arjuna, paman Tetuka untuk meminta pertolongan para dewa dengan bersemedi memohon petunjuk para dewa. Pada saat yang sama Panglima perang Kurawa yaitu Karna juga melakukan semedi memohon senjata pusaka kepada dewa.

Kepasrahan dan kekhusyukan semedi yang dilakukan Arjuna telah menggoncang kahyangan, sehingga Dewa memutuskan akan memberikan pusaka untuk menolong memutuskan tali pusar Tetuka sehingga nantinya ari-ari bisa lepas. Kemudian diutuslah Batara Narada untuk memberikan senjata kunta wijayadanu kepada Arjuna. Disinilah terjadi kekeliruan, Batara Narada tidak dapat membedakan antara Arjuna dan Karna yang sama-sama sedang bersemedi.

Singkat cerita karena ketidaktahuannya Batara Narada memberikan senjata kepada Karna. Begitu mengetahui kekeliruannya Batara Narada cepat-cepat mencari Arjuna dan menyuruh Arjuna meminta senjata kuntawijayadanu kepada Karna. Dengan cepat Karna sudah tersusul Arjuna, dan karena tidak mau menyerahkan senjata Kunta maka terjadilah perang tanding antara keduanya. Dalam pertarungan tersebut akhirnya sarung pusaka berhasil direbut Arjuna sedangkan senjatanya sendiri langsung dibawa lari Karna.

Arjuna pulang dengan membawa sarung/warangka senjata kuntawijayadanu. Benar-benar sakti senjata tersebut, dengan sarungnya saja tali pusar Tetuka bisa putus. Tapi keanehan terjadi, sarung pusaka/warangka senjata kunta masuk/manjing kedalam tubuh Gathutkaca. Kresna yang melihat kejadian tersebut kemudian meramalkan, kelak Gathutkaca akan mati ditangan pemilik senjatanya.

Diceritakan pada saat itu di kahyangan para Dewa sedang menghadapi masalah besar. Patih Sekipu bersama bala tentaranya mengobrak abrik kayangan. Patih Sekipu disuruh Rajanya Prabu Kala Pracona merusak Kahyangan. Para dewa  kalah, kemudian  Sang Hyang Bathara Guru memanggil para dewa. Semua disuruh mencari jago yang bisa mengalahkan Sekipu dan Kala Pracona. Akhirnya Bathara Narada diutus mengitari jagad raya, barangkali ada satriya yang khusyu semedinya, sehingga bisa mengalahkan Patih Sekipu dan Prabu Kala Pracona.

Satriya Pandawa semuanya pada saat itu khusyu semedinya memohon kepada dewa untuk mengubah wujud Tetuka yang berwujud raksasa. Karena kesungguhan para Pandawa ini langit menjadi gelap, gunung-gunung bergerak, laut pasang naik, bumi gempa, terjadi hujan salah musim. Dengan tanda-tanda ini Batara Narada mengerti ada manusia yang khusyu bersemedi memohon kepada dewa supaya maksudnya dikabulkan oleh dewa.

Batara Narada membangunkan semedi para pandawa dan mengatakan apa yang diminta pandawa akan dikabulkan dewa. Akan tetapi Batara Narada meminta pandawa untuk memberikan bayi tetuka kepadanya untuk dijadikan jago melawan patih Sekipu dan prabu Kala Pracana yang sudah merusak kahyangan. Setelah mendapat ijin dari pandawa bayi tetuka digendhong dibawa terbang oleh Batara Narada ke kahyangan.

Singkat cerita Sekipu dan Kala Pracona menolak melawan anak kecil. Akhirnya Batara Narada membawa Tetuka ke ahli senjata pusaka Empu Ramadi. Sang Empu bersedia menempa tetuka agar siap tanding dengan Sekipu dan Kala Pracona. Tetuka dibawa ke kawah candradimuka, dimasukkan kedalam kawah bersama dengan segala macam pusaka ampuh. Tulangnya dibuat dari besi. Jari-jarinya dari gunting, telapak tangan dari pacul, kumisnya dari kawat. Setelah selesai lalu diambil dari kawah, Tetuka tidak berwujud bayi lagi tapi menjadi pemuda dewasa tapi belum bisa bicara. Lalu diobati supaya bisa berbicara, Tetuka diberi nama rangkap yaitu Gathutkaca dan Kacanagara.

Oleh Bathara Guru diberi 3 busana/pakaian pusaka. Yang pertama Caping basunanda, supaya kalau hujan tidak basah kehujanan kalau panas tidak kepanasan. Yang kedua kotang antakusuma, supaya bisa terbang tanpa sayap. Yang ketiga salaput pada, supaya kalau terbang diatas tanah dapat dengan lancar tanpa gangguan tekanan udara.

Oleh Bathara Narada, Gathutkaca lalu ditemukan dengan Kala Pracona. Keduanya perang sangat seru. Semua dewa dewi menonton perang tanding yang terjadi sangat seru tersebut. Semua berharap Gathutkaca menang dan dapat mengembalikan ketentraman di kahyangan. Akhirnya setelah bertarung sengit Gathutkaca dapat memenggal kepala Kala Pracona.

2 responses

22 05 2011
sarry

emm,artikel ni bagus
bisa mbantu gw ngrjain pr !!
haha
maklum

20 12 2011
tunjung

syukur kalo bisa membantu….

Tinggalkan komentar